HTML

Iklan

Karakteristik Problem Based Learning (PBL)

Karakteristik Problem Based Learning (PBL)
Ada beberapa karakteristik Problem Based Learning (PBL). Menurut Jefferson tahun 2001 (dalam Izzaty, 2006), mengemukakan bahwa ada beberapa karakteristik dari tipe pembelajaran PBL yang menunjukkan adanya perbedaan dengan strategi dan tipe pembelajaran yang lain, yaitu:
  1. Problem Based Learning merupakan subset dari collaborative learning. Dalam pembelajaran yang menggunakan tipe PBL, siswa bekerjasama secara berkelompok untuk mencapai tujuan bersama. Setiap anggota kelompok menyumbangkan informasi, pengalaman, ide, sikap, pendapat, kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya, untuk secara bersama-sama saling meningkatkan pemahaman seluruh anggota. Dosen menjadi tutor yang memfasilitasi mahasiswa menjadi aktif. Oleh karena itu, tipe ini menciptakan suasana yang lebih aktif, lingkungan yang pembelajarannya berpusat pada mahasiswa. Dengan demikian bagi mahasiswa sendiri merasa senang karena difasilitasi untuk berkreasi dan merasa dihargai.
  2. Karakteristik tipe pembelajaran PBL yang kedua adalah masalah yang akan dipecahkan diberitahukan terlebih dahulu sebelum siswa memiliki pengetahuan baru yang menjadi dasar untuk pemecahan masalah. Dalam program kegiatan belajar, siswa akan berusaha untuk mencari berbagai macam pemecahan masalah dengan pengetahuan yang dimiliki dengan pengetahuan baru tentang situasi-situasi yang sebenarnya, sehingga akhirnya akan berasimilasi dan berakomodasi, sehingga  memunculkan pengetahuan baru.
  3. Karakteristik yang ketiga adalah integrative. Tujuan utama dari pembelajaran dengan tipe PBL ini adalah mendorong kemampuan siswa, sehingga semua materi perkuliahan yang sudah dipelajari, diharapkan dapat diintegrasikan dalam pengetahuan baru mahasiswa untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam hal ini, pendidik sebagai fasilitator yang membantu untuk menolong dan mendorong mahasiswa menemukan solusi yang tepat dengan pendekatan yang sistematik.
  4. Karakteristik yang terakhir adalah adanya evaluasi terhadap proses pemecahan masalah. Pada tipe PBL, evaluasi tidak dilakukan dengan menggunakan prosedur seperti tes pilihan berganda, essay, atau model ujian tertulis lainnya. Pendekatan evaluasi yang dilakukan tipe PBL ini adalah lebih dari proses metakognisi. Siswa didorong untuk memonitor pengetahuan yang sudah diperolehnya dalam proses penemuan hasil pemecahan masalah dengan membuat perencanaan pembelajaran yang efektif dalam kaitannya dengan permasalahan yang diajukan berdasarkan kelebihan dan kekurangan dari pengetahuan yang sudah ada.
Menurut Tim Penulis Buku Psikologi Pendidikan tahun 2004 (Izzaty, 2006), Bahwa bila ditinjau dari Teori Belajar Jean Piaget, Problem Based Learning (PBL) sudah melalui 3 tahapan proses belajar, yaitu asimilasi, akomodasi dan equilibrasi.
  1. Tahapan asimilasi adalah proses yang terjadi dengan adanya penyatuan informasi baru berupa pengetahuan yang diperoleh mahasiswa dengan pengetahuan yang seblumnya sudah ada.
  2. Tahapan akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif.
  3. Tahapan equilibrasi adalah adanya penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi berupa pengkajian berbagai macam teori-teori yang sudah didapat yang tepat untuk penyelesaian masalah yang diajukan.
Share This :