INTISARI: Gagal jantung adalah suatu keadaan patologis berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan. Pasien gagal jantung pada umumnya harus diberikan sedikitnya empat jenis pengobatan yakni, inhibitor ACE (angiostensin converting enzim), diuretik, β bloker, dan digoksin. Pemberian obat yang bermacam-macam dapat mengakibatkan terjadinya interaksi obat. Penelitian ini bertujuan mengetahui angka kejadian interaksi obat pada pasien gagal jantung rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tugurejo Semarang tahun 2008. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif terhadap data rekam medik pasien rawat inap di RSUD Tugurejo Semarang. Data dianalisis dengan metode deskriptif non analitik menggunakan Drug Interaction Facts (Tatro 2007) sebagai standar. Hasil penelitian menunjukkan dari 90 pasien rawat inap yang potensial mengalami interaksi obat 63 pasien (70%). Mekanisme interaksi farmakokinetik 43 kasus (29,05%), interaksi farmakodinamik 47 kasus (31,76%) dan tidak diketahui mekanisme interaksinya 58 kasus (39,19%). Berdasarkan level signifikansi terdapat 3 jenis interaksi dengan level signifikansi 1 (12,5%), 5 jenis interaksi dengan level signifikansi 2 (20,83%), dan 3 jenis interaksi dengan level signifikansi 3 (12,5%), sedangkan level signifikansi 4 terdapat 6 jenis interaksi (25%), dan 7 jenis interaksi dengan level signifikansi 5 (29,17%). Jenis interaksi obat yang memiliki insidensi kejadian paling tinggi adalah kaptopril dan asetosal (33 kasus), digoksin dan kaptopril (19 kasus).
Kata kunci: interaksi obat, gagal jantung
Penulis: Yulias Ninik Windriyati, Erwin Tukuru, Ibrahim Arifin
Kode Jurnal: jpfarmasidd100003

Share This :
comment 0 komentar
more_vert