Abstrak: Biomassa tanaman laut khususnya makroalga dilaporkan memiliki kadar lignin rendah, sehingga biodegradabilitas anaerobiknya relatif lebih tinggi dibandingkan tanaman darat. Dalam penelitian ini, biodegradabilitas anaerobik makroalga Ulva lactuca dan Padina sp. Dari perairan Indonesia ditentukan berdasarkan produktivitas biogas terutama kadar metana. Peralatan skala mini-pilot dirancang dan dirakit dalam upaya studi terhadap perolehan biogas dari biomassa tanaman laut tersebut. Inokulum awal diperoleh dari campuran kotoran sapi dengan air. Biomassa basah dan air dicampur dan dihaluskan untuk memperoleh jus substrat. Inokulum dan campuran substrat diumpankan ke dalam digester skala mini-pilot berkapasitas 5 L. Reaktor beroperasi secara semikontinu. Volume biogas diukur setiap hari sedangkan kadar metana diukur setiap 3 hari dengan kromatografi gas. batang pisang digunakan sebagai pembanding biomassa. Produktivitas biogas yang dihasilkan dari Padina sp., U. lactuca, serta batang pisang berturut-turut yaitu 5,22 L; 4,88 L; dan 3,06 L, dengan kadar metana sebesar 64,85, 49,90, dan 34,76 %-v/v. Kadar lignin pada biomassa berturut-turut sebesar 5,12,1,54, dan 7,17 %-b. Secara umum, makroalga memiliki kadar lignin relatif rendah sehingga biodegradabilitas anaerobiknya tinggi. Biodegradabilitas anaerobik paling tinggi dari Padina sp. juga disebabkan tingginya kadar senyawa hydrolysable dan hydrosoluble. Nilai kalor kasar (HHV) biogas Padina sp. mendekati biogas kotoran sapi.
Kata kunci: makroalga, Ulva lactuca, Padina sp., biogas, HHV
Penulis: Johnner P. Sitompul, Asep Bayu, Tatang H. Soerawidjaja, Hyung W. Lee
Kode Jurnal: jpkimiadd130114
Share This :
comment 0 komentar
more_vert