HTML

Iklan

MAKROZOOBENTOS SEBAGAI INDIKATOR BIOLOGIS DALAM MENENTUKAN KUALITAS AIR SUNGAI RANOYAPO, MINAHASA SELATAN, SULAWESI UTARA

MAKROZOOBENTOS SEBAGAI INDIKATOR BIOLOGIS DALAM MENENTUKAN KUALITAS AIR SUNGAI RANOYAPO, MINAHASA SELATAN, SULAWESI UTARA
ABSTRAK: Sungai Ranoyapo merupakan sungai terpanjang di Wilayah Minahasa dengan panjang sekitar 60, 5 Km. Sungai Ranoyapo adalah sungai utama  DAS Ranoyapo yang memiliki luas sekitar 87,154 Ha.     Sungai  Ranoyapo  melintasi  kawasan  pertanian,  perkebunan,  permukiman  penduduk,  dan industri. Limbah yang berasal dari kawasan tersebut mempengaruhi kualitas air Sungai Ranoyapo. Makrozoobentos  dapat  digunakan  sebagai  parameter  biologi  dalam  menentukan  kondisi  sungai karena hidupnya relatif diam di dasar sungai. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kualitas air Sungai Ranoyapo berdasarkan indeks keanekaragaman makrozoobentos.   Penelitian dilakukan pada  musim  hujan  yaitu  Januari-Maret  2013. Lokasi  penelitian  ditentukan  dari  bagian  hulu, tengah dan hilir sungai dengan 3 ulangan di tiap lokasi. Kualitas air Sungai Ranoyapo ditentukan berdasarkan indeks keanekaragaman makrozoobentos dari Shannon Wiener (H’) menurut kriteria Staub et al (1970).  Makrozoobentos di Sungai Ranoyapo terdiri dari 3 Filum, 5 Kelas, 13 Bangsa, 21 Suku, dan 23 Marga. Indeks keanekaragaman makrozoobentos dari Stasiun I (hulu), Stasiun II (tengah) dan Stasiun III (hilir) yaitu 2,43; 2,06; dan 1,77. Kualitas air Sungai Ranoyapo di Stasiun I  dan  di  Stasiun  II  telah  tercemar  ringan  dengan  indeks  H’: 2,0  –  3,0 (H’>2).   Kualitas  air Sungai Ranoyapo di Stasiun III telah tercemar sedang dengan indeks      H’ sekitar 1,0 – 2,0 (H’ <2). 
Kata kunci: Sungai Ranoyapo, kualitas air, pencemaran air, keanekaragaman makrozoobentos
Penulis: Rifgah Marmita, Ratna Siahaan, Roni Koneri, Marnix L. Langoy
Kode Jurnal: jpbiologidd130005
Share This :