Abstrak: Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Kehutanan Kota Batu, pada tahun 2010 jumlah produksi apel yaitu sejumlah 2.574.852 pohon dengan produktivitasnya mencapai 17 kg/pohon dan dari semuanya hanya 60 – 70% buah apel yang dapat dipanen dan dijual di pasaran. Sisa dari hasil panen tersebut berupa apel reject yang sudah tidak laku dipasaran. Dimana sampai sekarang apel ini belum bisa dimanfaatkan secara maksimal. NOPKOR MZ 11 merupakan multikultur mikroba dengan penyusun utamanya adalah S. Cerevicea Bolognesis yang dapat mengubah gula menjadi alkohol seperti S. Cerevicea yang lain. Kelebihan dari NOPKOR jenis ini adalah daya tahannya yang sangat tinggi sehingga tidak mudah mati. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perbandingan jumlah starter terhadap substrat dan lama fermentasi pada pertumbuhan mikroba dan alcohol yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah dengan menggunakan variabel jumlah starter yang ditambahkan dan waktu fermentasi sehingga diproleh data indeks bias hasil dari proses fermentasi. Dari indeks bias tersebut dengan menggunakan kurva standar, data indeks bias dikonversi sehingga diketahui kadar alcohol dan jumlah biomassa yang terdapat dalam wine. Berdasarkan data penelitian diperoleh hasil alcohol dan pertumbuhan paling optimal diperoleh pada perbandingan jumlah starter 10% volum, hal ini disebabkan karena jumlah nutrisi yang seimbang yang diperoleh oleh mikroba sehingga pertumbuhan lebih optimal dan jumlah alcohol yang diproduksi juga lebih tinggi. Semakin lama waktu fermentasi, maka jumlah alcohol yang diperoleh dan jumlah mikroba terus meningkat, hingga pada akhir fermentasi peningkatan terjadi tidak terlalu pesat dan cenderung mendekati konstan, hal ini disebabkan karena mikroba sudah memasuki fase stasioner sehingga pertumbuhannya tidak sepesat fase sebelumnya.
Kata kunci: wine, NOPKOR MZ-11, apel
Penulis: Rini Kusumawati, Muhammad Adi Irawan, Aprilina Purbasari
Kode Jurnal: jpkimiadd130138
Share This :
comment 0 komentar
more_vert