Abstrak: Pemanfaatan minyak biji kapok secara langsung sebagai bahan bakar mesin diesel (biodiesel) ternyata masih dijumpai masalah. Masalah yang dihadapi tersebut terutama disebabkan oleh viskositas minyak biji kapok yang tealalu tinggi jika dibandingkan dengan petroleum diesel. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan proses konversi minyak biji kapok kedalam bentuk ester (metil ester) dari asam lemak minyak biji kapok melalui reaksi esterifikasi transesterifikasi dengan bantuan katalis. Tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan metil ester yaitu dengan mereaksikan minyak biji kapok dan metanol dengan katalis KOH dengan variasi penambahan metanol sebesar 70 ml, 80ml, 90 ml, 100 ml, 110 ml pada reaksi pertama (esterifikasi) dan pada reaksi kedua (transesterifikasi) sebesar 50 ml, 40 ml, 30 ml, 20 ml, 10 ml. Lalu variable suhu nya sebesar 400C, 500C, 500C, 600C, 700C, 800C pada reaksi pertama (esterifikasi), dan suhu ruangan pada reaksi kedua (transesterifikasi). Dan pada variable waktu nya 30 menit, 45 menit, 60 menit, 60 menit, 75 menit, 90 menit pada kedua reaksi. Dari hasil perhitungan yang kami lakukan, nilai konversi biodiesel tertinggi pada reaksi esterifikasi ( Trans I ) mencapai 93.95% yaitu pada waktu reaksi 90 menit, jumlah metanol 110ml dan pada suhu reaksi 80 0C. Lalu dilanjutkan dengan proses transesterifikasi ( Trans II ) pada suhu 30 0C, didapatkan konversi tertinggi sebesar 97,22%, pada waktu reaksi 90 menit dan jumlah metanol 50ml. Dan sudah memenuhi spesifikasi biodiesel menurut SNI-04-7182-2006 konversi biodiesel yang dihasilkan adalah minimum sebesar 96,5 %. Dari penelitian ini dapat disimpulkan, proses esterifikasi transesterifikasi minyak biji kapok randu mampu menghasilkan biodiesel, semakin besar suhu reaksi maka konversi ester yang dihasilkan semakin besar.
Penulis: Nixon Poltak Frederic
Kode Jurnal: jpkimiadd130143
Share This :
comment 0 komentar
more_vert